AMALAN HARIAN INILAH YANG MENJADI ENERGI UNTUK MENGEMBAN TUGAS-TUGAS DAKWAH (oleh KHOIRUDDIN - Ka. DPD PKS Jaksel)

Jenuh atau rasa bosan, merupakan bagian dari hidup manusia. Ia bisa datang kapan saja dan kepada siapa siapa, tak terkecuali kepada para penyeru dakwah. Itu pula yang dialami Ketua DPD PKS Jakarta Selatan Drs. Khoiruddin M.Si.

Jika rasa jenuh itu datang menghampiri dirinya, Khoiruddin lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon pertolonganNya agar kondisi ini tidak berlarut-larut dalam dirinya. Karena ia sadar banyak amanah dakwah yang dipikul di pundaknya. Karenanya, ia selalu berusaha untuk selalu dalam keadaan bersemangat. “Rasa bosan itu datang jika kita jauh dari Allah tetapi jika kita dekat dengan Allah maka tak ada rasa bosan itu,” tutur Khoiruddin.

Untuk memupuk hubungannya dengan Sang Khalik, Khoiruddin selalu menjaga ibadah hariannya, seperti shalat fardu tepat waktu, sholat rawatib, dhuha, tahajud, tilawah qur’an, puasa sunnah dan dzikir Alma’surat. Amalan harian inilah yang menjadi energi bagi dirinya untuk selalu siap mengemban tugas-tugas dakwah. ” Ciptakan pola bagi amalan yaumiah kita. Yang mengerti kondisi tubuh kita adalah diri kita sendiri. Menciptakan pola itu juga perlu perjuangan, tidak bisa diciptakan dalam sehari,” imbuhnya. “

Sebagai orang yang berada dalam barisan dakwah, Khoiruddin sadar bekal ilmu haruslah cukup, karena ilmu mendahului amal. Oleh karena itu, ia tidak pernah berhenti untuk belajar dan selalu berusaha untuk selalu hadir dalam majelis ilmu. Bagi pria lulusan S2 Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia ini, belajar bisa dimana saja dan dari mana saja, bisa belajar dari pengalaman orang lain maupun buku-buku. Tata surya yang berotasi mengelilingi matahari pun tak luput dari sasaran belajar Khoirudin.

Sebagai seorang ketua PKS di Jakarta Selatan, sudah banyak asam garam yang ia rasakan. “ Kita harus fokus kepada pekerjaan besar kita yaitu menegakkan kalimat Allah. Jika ada kader yang khilaf maka kita serahkan saja kepada Allah. Karena kita bekerja bukan untuk orang tapi untuk Allah. Tidak perlu mengambek jika ada kader yang salah, karena kita bekerja bukan untuk kader. Biarkan kader yang bersalah tanggung jawabnya kepada Allah dan organisasi sudah mempunyai mekanisme sendiri dalam menanganinya,” ujar beliau.

Dalam mengarungi medan dakwah akan banyak badai yang menghantam, karena dakwah memang medan yang teramat berat untuk diarungi. Oleh karena itu, ia berpesan kepada para kader PKS Jakarta Selatan bahwa hidup adalah sebuah kompetisi yang merupakan sebuah fitrah sejak dalam penciptaan manusia. Oleh karena itu, harus dimaknai bahwa sang hamba sedang berkompetisi dalam hal mendapat posisi terhormat di sisi Sang Khaliq. “Yang terbaik di antara kita bukan yang mempunyai jabatan di dunia tetapi yang bertakwa di sisi Allah. Mari para kader Jakarta Selatan kita manfaatkan kesempatan yang ada untuk berprestasi untuk dikenang oleh generasi yang akan datang,” tutupnya.