Ramadhan Tiba, Ditunggu Pemimpin Baru Yang Tegas dan Tidak “Ngapusi” Warga
"Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, pemimpin
segala bulan, maka selamat datang kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan
membawa beragam keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu"
Dalam hitungan jam, bangsa Indonesia
akan melaksanaakan ibadah rutin satu tahunan, puasa ramadhan. Selain itu pula,
Bangsa Indonesia juga dalam hitungan hari akan melangsungkan pemilihan presiden
(pilpres) secara langsung. Siapapun yang terpilih, baik capres nomor satu
maupun yang lainnya, akan menahkodai bangsa ini untuk lima tahun ke depan. Di
pundaknyalah semua kebaikan dan keburukan bangsa ini diserahkan. Harapannya,
dalam lima tahun ke depan akan berubah menjadi baik dan semakin tegas dan mampu
berdiri diatas kaki sendiri.
Kita semua faham, bangsa Indonesia
adalah bangsa yang besar, baik kekayaan alamnya maupun manusianya. Geo politik
Indonesia pun sangat strategis, sehingga menjadikannya berpengaruh di kawasan
yang melingkupinya. Hal inilah yang membuat banyak negara asing ingin mengincar
dan menguasainya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kasus-kasus pengerukan
kekayaan alam oleh asing dan juga penyadapan yang dilakukan intelejen asing
adalah salah satu contoh kecilnya.
Ancaman dari luar negeri tersebut
begitu nyata adanya, belum lagi pencurian kekayaan alam, penerobosan tapal
batas dan cengkeraman perusahaan asing di tanah air semakin melengkapi masalah
dalam negeri yang masih bertumpuk. Korupsi yang laten dan mengakar ke seluruh
lapisan birokrasi serta lemahnya penegakan supremasi hukum adalah pekerjaan
yang belum diselesaikan oleh pemimpin – pemimpin terdahulu. Tentu, kita semua
berharap akan bisa dibereskan oleh pemerintah yang akan datang.
Kita tahu, presiden kita ke depan,
siapapun yang terpilih, bukanlah superman atau batman. Mereka adalah manusia
biasa seperti halnya kita. Tentu, mereka butuh waktu dan proses untuk
menyelesaikan masalah yang ada dan membangun Indonesia yang lebih baik.
Dukungan terpenting adalah kita harus ikut bersama-sama dalam gerbong perubahan
tersebut.
Pekan pertama ramadhan masih masuk dalam rentang waktu kampanye capres – cawapres. Oleh karenanya dimohon jangan lebay, cemooh sana, caci sini, ghibah sana, fitnah sini. Relakah kita jika ramadhan yang akan kita jelang ini dikotori oleh kekacauan - kekacauan pemikiran negative itu semua ? Berlomba – lomabalah dalam program – program, kebaikan, fastabiqul khairat. Kali ini, ramadhan datang terlebih dahulu ketimbang pemilihan presiden – wakil presiden. Jadi, puasa dulu lah yang baik dan khusyu baru kemudian kita sambut datangnya pemimpin baru yang tegas, amanah, dekat dengan ummat.
Pekan pertama ramadhan masih masuk dalam rentang waktu kampanye capres – cawapres. Oleh karenanya dimohon jangan lebay, cemooh sana, caci sini, ghibah sana, fitnah sini. Relakah kita jika ramadhan yang akan kita jelang ini dikotori oleh kekacauan - kekacauan pemikiran negative itu semua ? Berlomba – lomabalah dalam program – program, kebaikan, fastabiqul khairat. Kali ini, ramadhan datang terlebih dahulu ketimbang pemilihan presiden – wakil presiden. Jadi, puasa dulu lah yang baik dan khusyu baru kemudian kita sambut datangnya pemimpin baru yang tegas, amanah, dekat dengan ummat.
9 Juli hari coblosan,
‘tuk memilih Indonesia Satu.
Bentar lagi bulan Ramadhan,
mari kita maafan dulu.
‘tuk memilih Indonesia Satu.
Bentar lagi bulan Ramadhan,
mari kita maafan dulu.