SELALU MENGUTAMAKAN KERJA

Para aktivis dakwah percaya dan meyakini kebenaran persamaan dalam matematika, yaitu “komitmen=kerja”.

Sistem Qur’ani tidak membiarkan prinsip – prinsip dan ajarannya hanya menjadi teori yang tertanam dalam jiwa, pendapat – pendapat yang tertulis dalam buku, atau kata – kata yang dilontarkan dengan lisan. Namun, sistem ini telah membuat penekanan, meneguhkan dan mengambil manfaat dari pengaruh serta hasil – hasil yang dicapai oleh teori – teori tadi dalam bentuk yang aplikatif.

Pada saat yang sama, sistem Qur’ani juga mewajibkan umat yang yakin dan percaya padanya untuk menjaga amal aplikatif tersebut dan mewajibkannya sebagai amal – amal fardhu yang tidak ada alasan untuk menyia-nyiakannya. Orang – oarng yang mengamalkannya akan mendapat pahala dan yang meninggalkannya akan mendapatkan hukuman. Bisa jadi, hal itulah yang menyebabkan seseorang keluar dari lingkungan masyarakat Muslim dan menghempaskannya ke tempat yang sangat jauh.

Adalah salah jika ada yang mengira bahwa aktivis dakwah mengajak manusia untuk bermalas-malasan dan tidak peduli terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Setiap saat, aktivis dakwah menyerukan bahwa seorang muslim harus menjadi pemimpin dalam segala hal. Dia tidak boleh merasa puas jika tidak memimpin, tidak berbuat, dan tidak berada di garis paling depan dalam segala kegiatan. Terlambat dalam bentuk apapun adalah berbahaya bagi fikrah aktivis dakwah dan bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Mari kita semuanya bertanya kepada diri masing – masing untuk mengetahui kebenaran komitmen kita semuanya terhadap dakwah.
Apakah anda siap apabila segala urusannya dikendalikan oleh dakwah?
Apakah engkau rela, jika yang menentukan pilihan antara kemashlahatan pribadi dan kemashlahatan bersama adalah dakwah?

Gerakan dakwah yang para pengikutnya tidak mau bekerja dan beraktivitas akan mudah redup dan mati . Karenanya, agar dakwah tetap tegar, berlangsung terus dan berkembang, maka para pengikutnya harus terus bekerja. Mereka tidak tidur di malam hari demi kemenangan dan meninggikan kalimat dakwah serta pahala dari Allah. Terlebih, jika dakwah ini adalah dakwah islamiyah yang syiarnya Allah sebagai tujuan. Maka seharusnya mereka menentukan strateginya di malam hari dan merealisasikannya di siang hari.

Muhammad Abduh, dalam "Memperbarui Komitmen Dakwah"