Sepantasnya punya Hari Relawan Nasional

Tak terasa sudah empat tahun bencana besar gempa bumi dan tsunami yang menimpa masyarakat Nangroe Aceh Darussalam dan Nias khususnya, serta rakyat Indonesia secara umumnya telah berlalu dihadapa kita, dan sudah seharusnya kita bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari kejadian tersebut. Tak kurang 300 ribu jiwa menjadi korban akibat bencana tersebut, tidak peduli bayi atau pun lansia, tidak peduli muslim atau non muslim, tidak peduli laki – laki maupun perempuan, semuanya menjadi korban dahsyatnya bencana tersebut. Dan tentunya siapapun rakyat Indonesia yang pernah menyaksikan tayangan kejadian tsunami di ujung Sumatera itu tidak akan pernah lupa, bahkan jika tayangan-tayangan itu diputar kembali, air mata akan kembali menetes mengingat dahsyatnya bencana yang merenggut ratusan ribu jiwa itu.
26 Desember empat tahun silam, seluruh Indonesia berduka setelah gempa dan tsunami tersebut. Namun dibalik bencana alam terbesar tersebut terbit sebuah harapan dan semangat baru. Harapan baru itu bernama kerelawanan, dan semangat baru yang muncul tersebut adalah adalah kepedulian.
Ribuan relawan tumpah ruah berpeluh keringat menguras tenaga tak kenal lelah di Aceh. Sementara dari sisi semangat kepedulian, peristiwa tsunami di Aceh dan Nias seolah membangkitkan kembali nilai-nilai luhur masyarakat negeri ini yang selama ini sepertinya tenggelam oleh budaya individualisme, hedonisme, konsumerisme dan kapitalisme modern, yakni budaya gotong royong dan kasih sayang. Begitu tersiar bencana di ujung Sumatera itu, tak terbilang bantuan dikirimkan ke lokasi bencana, mulai dari individu-individu yang tak mengenal strata, hingga ke perusahaan-perusahaan besar dan kecil. Dari Pengamen, pedagang pasar, sekolah, karyawan, manager, direktur semuanya bahu membahu ikut meringankan beban masyarakat Aceh dan Nias saat itu.
Satu lagi hal positif pasca tsunami Aceh itu, masyarakat Indonesia menjadi lebih tanggap dan waspada terhadap bencana. Ini merupakan hasil kerja luar biasa dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari pemerintah dan instansi terkait serta media yang tak henti memberikan informasi bencana, serta berbagai pelatihan dan edukasi yang dilakukan banyak lembaga kemanusiaan langsung ke lapisan masyarakat.

DPW PKS DKI Jakarta saat itu sudah menyiapkan hinga 5.000 orang untuk diberangkatkan ke Aceh lewat beberapa gelombang pemberangkatan. Relawan tersebut berasal dari kader-kader PKS yang telah melewati proses seleksi Latihan Dasar II di kepanduan PKS untuk menguji kemampuan dan keterampilan fisik. Selain itu, calon relawan pun telah memenuhi persyaratan lain sebelum diberangkatkan ke Aceh, antara lain memiliki keterampilan media, penanggulangan bencana, serta berbadan dan bermental sehat. Tidak itu saja, PKS pun mensyaratkan izin keluarga bagi calon relawan yang hendak hendak berangkat. Tak terkecuali pimpinan teras PKS tingkat DPP sampai DPC ikut bersama dalam gelombang relawan tersebut, tercatat nama Ust. Tifatul, Ust. Hidayat Nur wahid, Ust. Triwicaksana dan masih banyak lagi ikut berangkat ke Aceh bersama relawan yang lain. Bersama relawan PKS juga diberangkatkan pula 60 ton bahan makanan yang akan didistribusikan oleh para relawan PKS.


Sementara itu teman – teman PKS yang masih tinggal di Jakarta mendirikan posko untuk menggalang bantuan materil dari para kader, simpatisan dan masyarakat untuk disalurkan ke Aceh. Sebentar saja sudah terkumpul sangat banyak sumbangan dari masyarakat, sampai – sampai posko di DPP PKS tidak cukup menampung sekian banyak sumbangan kepedulian masyarakat untuk saudaranya di Aceh. Akhirnya posko bantuan untuk Aceh pun dipindahkan ke DPC Pancoran tepatnya di gedung sebelah Piza Paparons Buncit, dimana saat itu gedung itu masih baru dan kosong. Kita semua anggota kepanduan dari DPC Pancoran begiliran piket siang malam menjaga posko tersebut.

Dari harapan dan semangat baru tersebut banyak yang mengusulkan tanggal 26 Desember diperingati sebagai hari kerelawanan nasional, diamana selama ini berbagai lembaga dan masyarakat yang peduli kemanusiaan masih menginduk memeringati hari kerelawanan sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Desember setiap tahunnya. InsyaAllah di PKS harapan dan semangat baru tersebut akan selalu ada selama hayat masih dikandung badan, PKS menebar peduli kepada siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Kepanduan DPC Pancoran

www.pks-dpcpancoran.blogspot.com