Komitmen Kebangsaan dalam Perspektif Dakwah
Bagi seorang Muslim, kerja – kerja dakwah tidak bisa dilepaskan dari konteks kebangsaan. Tanah dan manusia merupakan unsur penting sebuah negara dan bangsa. Sementara, di atas tanah dan bersama manusialah ruang lingkup dakwah itu dilakukan.
Bumi ini memang milik Allah SWT, tetapi selanjutnya ada sejarah riwayat kepemilikan versi manusia yang turun temurun, yang dengan kepemilikan itu ia bisa dengan leluasa memanfaatkannya untuk menjalankan tugas kekhalifahan dan penghambaan.
Di antara bentuk kebajikan bangsa adalah adanya ruang untuk tumbuh bagi setiap individu dalam ikatan saling mencintai, berlemah lembut, saling tolong menolong. Itu semua bisa dimulai dari unit terkecil dari sebuah masyarakat, yaitu keluarga. Bahwa barangsiapa yang tidak bisa berbuat baik kepada keluarganya, tidak akan bisa berbuat baik untuk bangsa dan negerinya.
Komitmen kebangsaan dalam perspektif dakwah banyak sekali bentuknya. Salah satu karakteristik Islam adalah syumuliyah, melingkupi berbagai unsur dalam kehidupan manusia, secara individu, masyarakat maupun negara. Maka komitmen kebangsaan dengan segala penjabarannya merupakan ruang lingkup yang juga mendapat perhatian penting dalam Islam.
Bangsa ini adalah karunia dari Allah, tempat kita berasal. Dakwah ini adalah cara kita menjalankan beban dan amanah penghambaan. Menuju harapan akhir yang kita impikan : ridha dan surga-Nya.Bagi PKS, dialektika antara Islam dan negara merupakan salah satu tema penting bagi konstruksi paradigma PKS dalam memandang Indonesia. Dalam buku platformnya, ”Memperjuangkan Masyarakat Madani” dinyatakan bahwa dari fakta historis, maka sangat jelas bahwa Islam tidak merintangi nasionalisme, justru melalui rahim Islam, nasionalisme Indonesia dapat tumbuh subur.
Disarikan dari buku Risalah
www.pks-dpcpancoran.blogspot.com