Tarhib Ramadhan



Istilah Tarhib Ramadhan sudah menjadi akrab di hati ummat Islam Indonesia. Setiap tahun menjelang datangnya bulan suci Ramadhan ummat menghadiri kegiatan bernama Tarhib Ramadhan. Kata tarhib berasal dari akar kata yang sama yang membentuk kata Marhaban. Sedangkan marhaban artinya selamat datang atau welcome. Maka Tarhib Ramadhan berarti Selamat Datang Ramadhan atau Welcome Ramadhan.

Seorang muslim perlu membangun sikap positif dalam menyambut kedatangan bulan istimewa Ramadhan. Bahkan berdasarkan sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam biasanya sejak dua bulan sebelum datang Ramadhan sudah mengajukan doa kepada Allah ta’aala dalam rangka Tarhib Ramadhan atau welcoming Ramadhan.

Adalah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam apabila memasuki bulan Rajab berdoa: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan berkahilah kami di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad 2228)

seberapa besar kebaikan akan diperoleh seseorang sangat bergantung kepada bagaimana orang itu sendiri menyikapi dan menyambut kedatangan Ramadhan. Bila ia sikapi dan sambut Ramadhan dengan suka cita, insyaAllah Ramadhan akan menjadi pembuka rahmat Allah ta’aala dan pintu surga baginya.

Namun sebaliknya bila ia masih saja tidak peduli dengan kesucian Ramadhan maka jangan harap ia akan bisa memperoleh kebaikan darinya. Sangat mungkin ia malah menjadi orang yang penuh kegusaran di bulan Ramadhan. Sebuah rasa gusar yang menghasilkan penyesalan di saat api neraka sudah terlihat di depan matanya.

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan para syaithan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pintu-pintu neraka ditutup dan tak satupun yang dibuka dan pintu-pintu surga dibuka dan tak satupun yang ditutup. Lalu ada penyeru yang menyerukan: ”Wahai para pencari kebaikan, sambutlah (songsonglah) dan wahai para pencari kejahatan, tolaklah (hindarilah).” Dan Allah ta’aala memiliki perisai dari api neraka. Dan yang demikian terjadi setiap malam.” (HR Tirmidzi 618)

Said Hawwa menuliskan dalam Buku Al Islam, beliau mengatakan bahwa pada hakikatnya Ramadhan merupakan madrasah, jika orang yang berpuasa pandai memanfaatkannya. Mereka akan menjadi manusia baru, tidak seperti sebelumnya. Ramadhan adalah madrasah tempat seorang Muslim memperbarui ikatan-ikatan Islam pada dirinya dan mengambil bekal yang dapat menutupi segala kekurangan sebelumnya. Ramadhan adalah sebuah latihan (dauriyah) bagi kaum Muslimin untuk menyambut dunia baru dan meninggalkan dunia lama. Dunia yang penuh cita-cita, semangat dan kehidupan baru serta harapan yang membebaskan mereka dari keserakahan dunia dan mengingatkan akhirat serta Ridha Allah sebagai puncak tujuan yang tidak boleh hilang dari hati kaum Muslimin. Di bulan Ramadhan kaum Muslimin menyemarakkan masjid dengan berbagai halaqah ilmu, pengajian, dan dzikir. Sehingga orang yang dahulunya bodoh, di bulan Ramadhan, menjadi mengerti, yang dulunya lalai menjadi sadar dan yang dulunya acuh tak acuh menjadi ingat. Di bulan Ramadhan seluruh kaum muslimin mendapatkan Islam.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda ketika datang bulan Ramadhan yang artinya :
“Sesungguhnya telah datang kepadamu suatu bulan yang penuh berkah dimana Allah mewajibkan kepadamu berpuasa kepadanya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga dan ditutupi pintu-pintu neraka. Setan-setan dibelenggu. Padanya satu malam yang nilai beramal padanya lebih baik dari seribu bulan, maka barangsiapa yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya maka sungguh dia tidak akan dapat lagi memperoleh kebaikan selama-lamanya”.

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan dasar Iman dan mencari pahala dan Ridho Allah, Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Berbagai peristiwa penting yang terjadi bulan Ramadhan
· Nuzulul Qur’an
· Lailatul Qadar
· Perang Badar
· Turunnya wahyu pertama di Gua Hira
· Meninggalnya paman Nabi tercinta, Abu Thalib
· Tanggal 10 Ramadhan tahun ke sepuluh dari masa kenabian, Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Saw. meninggal dunia, dan tahun ini disebut ‘Amul Huzni (tahun duka cita).
· Mulainya diwajibkan Zakat Fitrah, yaitu tahun ke dua Hijriyah.
· Orang-orang musyrikin yang lari dari peperangan Badar menyusun kembali kekuatan mereka untuk membalas kekuatan tentara Islam, sehingga terjadi perang Uhud pada tanggal 7 Syawal tahun ke-3 Hijriyah.
· Pada Bulan Ramadhan tahun ke-5 Hijriyah dimulainya persiapan untuk Perang Khandak.
· Pada tanggal 21 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah Rasulullah menerima wahyu kabar gembira akan ditaklukannya kota Mekkah.
· Bulan Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah Rasulullah mulai mengirim beberapa utusan untuk menghancurkan berhala-berhala yang terkenal waktu itu.
· Bulan Ramadhan tahun ke-9 Hijriyah terjadi Perang Tabuk dan Rasulullah kembali dari peperangan itu pada bulan yang sama.
· Pada tahun ke-9 Hijriyah di Bulan Ramadhan utusan Thaif datang ke Madinah untuk menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah.
· Tahun ke-9 Hijriyah utusan raja-raja Himyar mengatakan diri masuk Islam dan Rasulullah memberikan mereka surat penting yang berisi kewajiban-kewajiban agama dan hukum-hukum yang kemudian surat tersebut dinilai sebagai dokumen penting.
· Pada tahun ke-10 Hijriyah Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman dengan membawa surat dari Nabi untuk penduduknya, khususnya kabilah Hamadan yang seluruhnya masuk Islam dalam satu hari, dan lain-lain.

Apa yang bisa kita lakukan dalam menyambut Ramadhan
· Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban
· Membuat acara tarhib (memberi peringatan) akan datangnya Ramadhan
· Menyambut Ramadhan dengan berbagai kegiatan
· Mempersiapkan kegiatan bersama yang akan dilakukan dalam masa Ramadhan
· Membuat target Ramadhan

Amalan-amalan yang dianjurkan pada bulan Ramadhan
a. Qiyam Ramadhan (Shalat Tarawih dan Shalat Witir)
b. I’tikaf
c. Memburu Lailatul Qadar
d. Banyak berdo’a
e. Tidak melakukan hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa
f. Bersiwak
g. Giat membaca dan mempelajari Al Qur’an
h. Memperbanyak bersedekah dan beramal kebajikan

Keutamaan Shaum Ramadhan
Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Sehubungan dengan hal ini Rasulullah Saw bersabda :
“Berpuasalah kalian karena melihatnya (bulan) dan berhari raya-lah karena melihatnya. Jika awan menutupi kamu, maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban itu tiga puluh hari.” (HR. Bukhari)

Saudaraku, marilah kita memohon kepada Allah ta’aala agar memasukkan kita ke dalam golongan para pencari kebaikan di dalam bulan Ramadhan, bahkan sepanjang hayat. Marilah kita berdoa semoga Allah ta’aala jauhkan kita dari masuk ke dalam golongan pencari kejahatan di bulan Ramadhan apalagi seumur hidup. “Ya Allah, berkahilah kami dalam sisa bulan Sya’ban ini dan berkahilah kami di bulan Ramadhan.” Amin, ya Rabb.-