Hari Keluarga Nasional : Mari Mencontoh Keluarga Rosul



“That his (Muhammad’s) reforms enhanced the status of women in general is universally admitted

(H.A.R Gibb, in Mohammedanism, London 1953, p. 33)

Sebagai Nabi panutan Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana membangun satu keluarga yang harmonis dan bahagia. Rasulullah SAW menegaskan bahwa istri tidak hanya sebagai objek kesenangan dan tempat untuk menyalurkan kebutuhan biologis belaka.
Begitu pula suami, ia tidak hanya bekerja mencari rezeki untuk istri dan anak semata. Namun sesungguhnya, antara suami, istri, dan anak terdapat pertalian yang suci dan luhur serta agung.

Pertalian ini adalah mawaddah dan mahabbah (kasih sayang dan kecintaan). Dari akar kata wud dan hub timbul tawaddud dan tahabbub yang berarti saling menyayangi dan menyintai. wudd dan hubb juga mengharuskan semua pihak yang terlibat harus menjunjung tinggi berbagai nilai yang penuh teladan, melakukan perbuatan yang mendatangkan cinta dan kasih sayang; berlemah lembut, saling mendekatkan diri dengan ucapan yang baik, serta berupaya untuk mewujudkan keromantisan yang turns.

Allah SWT berfirman:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir( QS Al Rum (30 ) :21 )

Dalam pembahasan berikut kita akan bersama sama menengok sedikit suri tauladan Rasulullah SAW dalam membangun kemesraan kehidupan rumah tangga beserta istri dan anak anaknya.

Rasulullah SAW sangat mencintai dan lembut pada istri-istrinya. Berikut adalah contoh sikap luar biasa beliau yang harus diteladani oleh setiap suami:

1.Rasulullah SAW tidak pernah menyusahkan istrinya. Jika pakaiannya koyak, Rasulullah SAW menampalnya sendiri tanpa menyuruh isterinya.

2.Rasulullah SAW selalu bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya. Contoh: Rasulullah SAW memerah sendiri susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

3.Rasulullah SAW tidak segan membantu istrinya di dapur. Contoh: Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap dimasak untuk dimakan, sambil tersenyum Rasulullah SAW menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.

4.Rasulullah SAW sering memanggil istrinya dengan panggilan mesra. Contoh: Aisyah r.a. dipanggil dengan panggilan Khumaira (yang kemerah-merahan) oleh beliau.

5.Rasulullah SAW tidak pernah mendesak istrinya menyediakan makanan. Contoh: suatu ketika, Rasulullah SAW pulang pada waktu pagi. Beliau pasti sangat lapar saat itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apapun untuk sarapan, bahkan yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka beliau bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit pun tergambar raut kesal di muka beliau.

6.Rasulullah SAW sangat marah ketika melihat seorang suami sedang memukul istrinya. Contoh: suatu saat beliau melihat seseorang memukul istrinya. Beliau menegur, “Mengapa engkau memukul istrimu?” Orang itu menjawab, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap bandel juga, jadi aku pukul dia.” Rasulullah SAW berkata lagi, “Aku tidak menanyakan alasanmu, aku bertanya mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”

7.Rasulullah SAW tetap lembut dan santun kepada istri. Rasulullah selalu memperlakukan istrinya sangat istimewa sekalipun beliau adalah pemimpin umat Islam tertinggi, bahkan saat itu adalah pemimpin terbesar di dunia.


Sumber :
1. Muhammad, The Super Manager, The Super Leader, oleh Dr. Syafii Antonio
2.http://uchihajaka.blogspot.com/2010/02/cara-rasulullah-melayani-istrinya.html
3.Sayidatina ‘Aisyah menceritakan “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga. Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.”
4.Rasulullah SAW bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya.”
5. http://arunals.wordpress.com/2011/04/04/contoh-keharmonisan-keluarga-rasulullah-saw/
6. http://cara-muhammad.com/karakter/cinta-rasulullah-saw-pada-istri/