Visi 2020: Meraih Lebih dari Sekedar Pencoblos Kertas Suara




Visi 2020: Meraih Lebih dari Sekedar Pencoblos Kertas Suara


Membaca arahan para pemimpin PKS  setelah Munas keempat di Depok bulan September 2015 yang lalu, rasanya kader PKS seperti diajak berlari di track yang pernah dilalui, namun dengan energi yang  lebih baru. Dengan kata lain, tidak ada perubahan konsep dari gerbong kepemimpinan sebelumnya, namun kader PKS didorong untuk memiliki kekuatan dan kreatifitas yang baru, agar setiap langkah yang dilalui dalam track tersebut bisa lebih produktif. PKS tidak - dan insya Allah tidak akan – mengubah tujuan dan manhaj asasinya: Dakwah adalah yang utama! Ia menjadi alasan masih bertahannya kita dalam kancah kompetisi politik di tanah air. Meyakini bahwa perkataan terbaik adalah ajakan untuk menjalani hidup di jalan-Nya, akan membuat kader – kadar PKS tidak cepat lelah di tengah  kompetisi politik yang semakin berat dan keras.

“Menjadi Partai Dakwah yang Kokoh dalam Berkhidmat untuk Umat, Bangsa dan Negara.”

Demikian visi itu tertulis. Identitas utamanya adalah dakwah, identitas ‘teknis’nya, adalah politik. Kader PKS tidak mendekati konstituen untuk menyenangkan ‘selera’nya hanya karena untuk memperoleh suara atau dukungannya, namun kader PKS justru harus bisa berjuang mengarahkan selera kehidupannya agar mengikuti prinsip - prinsip dakwah ilaLLoh. Suara atau dukungan adalah bonusnya.

Ikhwah fillah, “kokoh” adalah refleksi internal. Sudah sering kita dengar, yang tidak memiliki sesuatu, maka tidak akan bisa memberikan apapun. Struktur PKS mesti menjadi fasilitator untuk urusan ini. Program - program kaderisasi dan pemberdayaan SDM harus lebih kreatif untuk lebih meningkatkan kapabilitas personal kader, kapabilitas untuk melakukan perubahan, ke dalam maupun ke luar.

Kader sendiri, juga tidak perlu menunggu. Para ulama masa lalu yang menjadi panutan kita, adalah para pemburu (bukan hanya menuntut) ilmu. Mari kita buru ilmu,  hikmah adalah milik orang - orang beriman, dari mana saja ia berasal. Bagi kita penggiat dakwah, sumur ilmu bukan hanya buku, tetapi juga medan aktifitas dakwah. Dalam kesulitan yang kita lalui, kita belajar. Dalam kekalahan maupun kemenangan, ada ilmu yang bisa kita abadikan dalam fikiran dan tulisan-tulisan kita. Saya kira, tag line untuk visi “kokoh” ini adalah: Hari yang berlalu tanpa bertambahnya ilmu dan kemuliaan, adalah sia - sia.

Berkhidmat, adalah sebuah kerja keras dalam format baru. Kader PKS memposisikan entitasnya, bukan hanya melayani publik, tetapi juga memberdayakannya, bahkan meng-advokasinya manakala dibutuhkan. Kader PKS tidak hanya ‘hit and run’, tetapi juga ‘hit and make them run’. Kita melayani dan mendampingi hingga masyarakat berdaya dengan dirinya sendiri.

Insya Allah dalam koridor itu, dakwah akan memperoleh pendukung - pendukung setia, lebih dari sekedar pencoblos di kertas suara.

Rizaludin,
Ketua DPC PKS Pancoran.