DPC PKS Pancoran - Jakarta Selatan

Kadang orang tua merasa lemas dan khawatir ketika anaknya belum bisa membaca. Sering juga timbul perasaan menyesal dalam hati, "Bagaimana kalau anakku tidak bisa mengikuti pelajaran dan merasa sekolah itu sebagai beban? Bagaimana kalau diejek temannya karena tidak bisa membaca? Duh..." Seribu satu pertanyaan bermunculan di benak orang tua yang anaknya belum bisa membaca. Karena pentingnya masalah tersebut, ahad (10/7) kemarin DPRa Pengadegan mengadakan acara Talk Show dengan tema "Anaku Belum Bisa Membaca". Acara tersebut mengambil tempat di Gedung Yayasan Fathul Jami' (TK Al Irsyad), Pengadegan Selatan, dekat dengan kampus STEKPI. Acara yang dimulai jam 08.00 tersebut ramai dihadiri oleh para orang tua yang tinggal di kecamatan Pancoran, khususnya yang tinggal di Pengadegan. Acara ini sangat menarik, sehingga para orang tua antusias untuk mendaftar. Tercatat 50 ibu, ayah, dan juga para pendidik hadir mengikuti acara tersebut. Hadir juga Ketua IGTK (Ikatan Guru

Menutup kegiatan libur panjang sekolah, sebanyak 42 orang anak kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPC Pancoran, mengikuti acara outbound FRESH yang diadakan sabtu (9/7) akhir pekan kemarin di daerah Ciganjur Jakarta Selatan. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan. Di antaranya, agar sesama anak-anak para kader PKS se Pancoran, dapat saling mengenal. Anak-anak kader PKS Pancoran yang menjadi peserta outbound tersebut, terdiri dari anak-anak yang berusia TK sampai SMA. Selain bermanfaat untuk wawasan pergaulan, pelaksanaan outbound juga bertujuan untuk melatih kemandirian, serta memperkokoh semangat mengaji dan membina diri. “Dalam proses pelaksanaan outbound, kegiatan dilakukan secara ceria, namun tetap memiliki bobot materi-materi sebagai motivasi anak - anak dan remaja, serta mengasah kemandirian anak” tutur salah seorang Panitia. Penyampaian materi motivasi dilakukan oleh Bpk. Hadi Sucipto. Melalui kegiatan tersebut, tidak hanya membantu para kader dalam mengisi masa liburan sekol

Ada dua hal yang dapat membuat raksasa itu jatuh. Pertama adalah bahwa mempertahankan kedigdayaan ternyata bukan hal yang mudah. Kejayaan yang bisa terus dipertahankan itu ternyata bukan taken for granted. Itulah kenapa kita mesti memberikan applaus kepada organisasi yang selama puluhan tahun tetap bisa menjadi leader seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan lain-lainnya. Kedua adalah munculnya apa yang bisa disebut sebagai innovator dilemma (tema ini diuraikan dengan amat mendalam oleh Clayton Christensen dalam buku best seller berjudul : The Innovator’s Dilemma: The Revolutionary Book that Will Change the Way You Do Business). Inti dari innovator dilemma adalah ini : para penguasa itu ragu melakukan inovasi lantaran takut program inovasinya itu akan meng-kanibal atau menghantam balik program utamanya yang masih laku di pasaran. Innovator dilemma terjadi, bukan lantaran para penguasa tidak bisa melihat arah pasar. Atau juga bukan karena mereka tidak mampu melakukan in

Dari Muawiyah bin Hidah ra berkata: Aku bertanya pada Nabi saw:" Ya Rasulullah, apakah hak-hak istri yang wajib pada kita?". Nabi menjawab: "Memberinya makan saat engkau makan, memberinya pakaian saat engkau memakai pakaian jangan memukul wajah, jangan menghina, dan jangan diacuhkan( sebagai hukuman) kecual dirumah.( HR Abu Daud) Setelah sesi ini seorang peserta akhwat memberi tanggapan, "Kadang pada materi keluarga sakinah penekanannya lebih ke wanita/istri, sebaliknya bagaimana kalau suami yg salah..?" Ust.menjawab, "Bahwa intinya suami istri derajatnya sama hanya peran dan tanggungjawab yg beda." Suami atau istri derajatnya sama di dalam rumah tangga. Mereka musti bisa saling melengkapi dan saling membutuhkan. Suami punya tugas dan tanggungjawab, demikian juga seorang istri. Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw berkata:" seandainya aku boleh menyuruh orang untuk sujud pada orang lain, maka akan aku perintahkan agar para istri untuk sujud pada su