Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Best Practice Penjaringan BPH DPC, Bravo PUI PKS !

Gambar
“Eksperimentasi” Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam menjaring calon Badan Pengurus Harian (BPH) DPC melalui Pemilihan Umum Internal (PUI), patut dipantau dan diapresiasi.  PUI lebih riil dan merupakan sebuah praktik demokrasi yang lebih representative. Mereka yang memilih adalah para kader PKS yang memiliki kartu anggota, bukan sekadar pendukung atau simpatisan. Para pemilih PUI juga bebas dan rahasia menentukan pilihan mereka.  PUI PKS adalah salah satu ciri sebuah partai modern. Menurut pengamat politik LIPI Lili Romli, ciri partai yang modern antaralain, adanya pengorganisasian yang modern, penempatan kader berdasarkan merit system dan bukan karena kedekatan, serta egaliter. PKS telah memberikan sebuah terobosan kreatif dan praktik terbaik (best practice) dalam penjaringan pengurus partai tingkat kecamatan yang demokratis, tidak elitis, dan tidak buang-buang duit. Bravo PUI PKS !”   Melalui PUI, PKS ingin mengatakan pada publik bahwa meskipun cobaan dan tanatangan terus d

Pemilihan Umum Internal (PUI) Kuatkan Soliditas Internal PKS di Tingkat Kecamatan

Gambar
Pemilihan Umum Internal (PUI) yang akan digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada minggu, 2 November 2014 besok, akan dapat menguatkan soliditas internal kader di level kecamatan. PUI itu sebenarnya bentuk lain dari konvensi pimpinan tingkat kecamatan. PUI setidaknya memiliki tiga tujuan, yakni mengkonsolidasikan struktur parpol di tingkat Korte sampai Dewan Pengurus Cabang (DPC). Kedua, adalah penguatan wacana untuk persiapan PKS menghadapi even – even politik selanjutnya. Ketiga, upaya penokohan politik kalangan tokoh parpol untuk 'dikenal' dalam lingkungan masyarakat kecamatan. Berkaitan dengan citra PKS, citra sebenarnya bergantung kepada harapan publik, mengingat selama ini PKS dikenal sebagai partai bersih dan jujur, tetapi sedikit tercoreng dengan kasus yang ditimpakan kepadanya. Untuk memulihkan citra di mata publik, PKS ya harus mampu meyakinkan masyarakat kembali bahwa parpolnya masih bersih dan jujur, misalnya lewat komitmen para BPH dan tokoh yang aka

Pemilihan Umum Internal (PUI) 2 November : Momentum Naikkan Citra PKS

Gambar
Pemilihan Umum Internal (PUI) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan agenda utama penetapan calon Badan Pengurus Harian (BPH) Dewan Pengurus Cabang (DPC) bisa menjadi momentum untuk menaikkan kembali citra partai di hadapan masyarakat. Apalagi jika figur calon BPH yang ditetapkan sesuai dengan harapan kader dan masyarakat yang rindu tokoh bersih dan sederhana. DPC – DPC PKS se-Jakarta akan menyelenggarakan PUI serentak pada 2 Nopember 2014 untuk memilih kandidat BPH DPC PKS. Terlepas dari hasil PUI DPC PKS dan apapun nanti yang akan diputuskan dan ditetapkan, DPC – DPC PKS sebaiknya menggunakan PUI 2014 ini sebagai momentum untuk bangkit kembali menjadi partai yang kembali dirindu oleh masyarakat.  PUI bukan hanya sekadar jalan pintas untuk menaikkan kembali citra PKS, tapi PUI insyaAllah dapat menghadirkan calon pemimpin dan tokoh tingkat kecamatan yang menarik perhatian publik. PKS sangat mempertimbangkan dan mempromosikan figur-figur pemimpin tingkat kecamatan yang bersih dan

Tiga Hari Lagi Seluruh Kader PKS Pancoran Mencontreng di Pemilihan Umum Internal (PUI)

Gambar
Pengelolaan dinamika politik di internal tubuh PKS sepertinya sudah disiapkan dengan baik. Partai ini tengah mengembangkan manajemen modern dalam mengelola partai. Apa yang digembar-gemborkan oleh teman-teman gerakan demokrasi tentang pemimpinan kolektif  telah tercermin dengan upaya PKS memilih petinggi partai. PKS mengembangkan  Pemilihan Umum Internal (PUI) yang melibatkan semua kader PKS di Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan untuk memilih Badan Pengurus Harian (BPH) Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKS Pancoran.  Struktur model ini akan menghilangkan dominasi elite partai politik sebagai pemain tunggal dikancah politik dan partisipasi kader menjadi semakin jelas. Orang yang dipilih menjadi BPH DPC juga akan teruji secara baik dan menekan proses money politic dalam pemilihanya. Jika PKS mampu mengelola tradisi suksesi pergantian kepemimpinan cabang yang sudah bagus ini, maka partai ’ummi’ dan ’abi’ ini masih terbuka peluang menjadi wadah politik alternatif rakyat Indonesia. PUI ini

Pancoran, Wilayah Dengan Jumlah Taman Paling Sedikit di Jakarta Selatan

Gambar
Sederet berita yang kita saksikan kemarin dan hari ini harusnya menyadarkan kita bahwa Jakarta, tengah menuju gejala bunuh diri ekologis dan bunuh diri perkotaan. Saat banyak warga sudah trauma dengan dampak banjir seperti kemarin – kemarin, saat banyak yang mengungsi serta korban berjatuhan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) banyak dirindukan dan banyak dijanjikan oleh para elite. Namun saat banjir atau musim hujan sudah reda, maka semua janji itu seperti menguap ke angkasa.   Pemerintah pun sering obral janji lagi untuk membenahi lingkungan. Padahal yang kita lihat sebenarnya tidak ada hal baru dalam permasalahan dan pembenahan ibu kota kita ini. Yang kita rasakan saat ini, pemerintah daerah tidak banyak melakukan terobosan cerdas dan kreatif dalam membenahi lingkungan dan juga RTH. Ujung – ujungnya wargalah yang selalu dituntut siap mengalami déjà vu bencana ekologis setiap tahunnya. Pada musim hujan yang lalu maupun yang akan datang, akan banyak terjadi genangan diman

Kader PKS Ngobras di Pinggir Jalan Pancoran Barat

Gambar
Seperti telah menjadi tradisi, para kader PKS Pancoran selalu berinteraksi, membahas berbagai program-program dakwah serta isu – isu terbaru tanpa dibatasi ruang dan waktu. Berinteraksi dan komunikasi selalu dilakukan, baik bertatap muka langsung maupun melalui perangkat komunikasi seperti melalui SMS, BlackBerry Messenger, Line maupun Whatsapp. Minggu pagi, 25 Oktober 2014 beberapa kader PKS Pancoran berkumpul di depan komplek toko jalan Pancoran Barat.  Mereka kembali mengobrol santai (ngobras), bercengkerama, bersilaturahmi sambil sedikit membahas program dakwah, berdiskusi kecil sambil makan bubur ayam sebagai obat lelah aktivitas sepekan kemarin. Ada yang memperbincangkan tentang estafet dakwah ke depan, “Kaderisasi adalah ruh dari sebuah organisasi,” ujar ubay. Yang lain juga ada yang berkomentar dengan perilaku beberapa jajaran kabinet yang baru saja diumumkan, “Merokok mungkin diperbolehkan oleh sebagian orang, tetapi kalau merokok di istana … rasanya gimana gitu,” kata aa

Kader PKS Pancoran Bermalam di Tengah Alam Sukamantri

Gambar
Berkemah bersama di tengah alam yang begitu indah dan segar tentu sangat menyenangkan. Berkemah di alam bisa membantu mengelola emosi saat memutabaah atau mengevaluasi diri, program ataupun isntitusi. Kita bisa mengelola proses mutabaah secara asyik sambil menikmati alam dengan berbagai metode yang menyenangkan. Sejuknya alam akan menemani sepanjang hari, saat mengevaluasi berbagai hal yang pernah bersemayam di pikiran dan jiwa kita selama ini. Di Alam, sungguh menjadi tempat yang paling tepat untuk ‘kabur sebentar’ dari rutinitas sehari- hari.  Itulah yang dilakukan beberapa kader PKS Pancoran saat awal Muharram 1436 H kemarin (25/10). Mereka berangkat dari stasiun Kalibata menuju Bogor, kemudian dari sana ‘ngangkot’ menuju lokasi. Berada di camping ground Sukamantri, bawah kaki gunung salak yang berhawa sejuk, mereka mencoba mengevaluasi beberapa hal perjalanan dakwahnya setahun yang lalu. Sambil melihat hamparan padang rumput hijau dan barisan bukit menjulang, mereka ser