Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

BAKSOS BERSATU UNTUK JAKARTA : DARI BANTARAN KALI CILIWUNG HINGGA SEKITAR KOMPLEK MEWAH

Gambar
DPC PKS Pancoran yang terdiri dari 6 DPRa mengadakan baksos “Bersatu untuk Jakarta” di 38 titik lokasi. Lokasi tersebut tersebar di 6 kelurahan, untuk pelaksanananya diatur di hari sabtu dan minggu. Lokasinya dari yang di bantaran kali Ciliwung sampai di sekitar komplek mewah.   Baksos ini terwujud berkat koordinasi dan kerja sama antara kader – kader PKS yang ada di setiap RT/RW dengan para relawan pendukung FOKE-NARA.   Jenis yang baksos yang paling banyak adalah sembako murah di susul dengan layanan kesehatan gratis. Spanduk berbunyi “Terima Kasih Pak Gubernur” terpasang di setiap lokasi baksos. Warga sangat antusias mendatangi   lokasi – lokasi baksos PKS. Tidak ada format acara yang standar dalam acara baksos ini, tergantung kreatifitas dan inovasi para kader di wilayahnya, ada yang langsung dengan pembagian kupon, ada   yang memulainya dengan tahlilan dulu serta ada juga yang dilakukan dengan mentraktir makan bareng warga.  

JANGAN TERTIPU DENGAN POPULARITAS ORANG

Gambar
Hajjah Zainab Al-Ghazali berkata : Asy-syahid Abdul Fattah Ismail melihat gejala akan adanya kekalahan di kalangan pemimpin ikhwan pada tahun 1965 M. Kemudian hal ini diadukan kepada Ustadz Hudaibi.   Kemudian Beliau berkata : “Sampaikan kepada Abdul Fatah Abduh Ismail : Janganlah kamu tertipu oleh jabatan orang, popularitas mereka dan nama – nama mereka. Janganlah kamu melihat ke belakang tetapi pandanglah ke depan … ke masa depan ..” Kemudian Beliau berkata : janganlah kamu berbicara kepadaku lagi tentang hal seperti ini. Popularitas adalah hal yang paling banyak dicari di jaman sekarang. Sampai-sampai banyak manusia yang menjual agamanya hanya karena mengejar popularitas. Banyak dikenal oleh manusia. Siapa yang tidak mau? Setiap berjalan ada yang mengenali, setiap lewat ada yang menyapa. Mungkin sudah fitrah bagi manusia agar ingin dikenal orang lain. Namun hal ini akan berbeda jika kita melihat amalan para ulama salaf. Mereka bahkan benci yang namanya popularitas. Mereka tid